Lawang Sewu (film)
Lawang Sewu | |
---|---|
Sutradara | Arie Azis |
Produser | MD Pictures Luma Production |
Penulis | Aviv Elham |
Pemeran | Marcell Darwin Melvin Lim Ronald Gustav Thalita Latief Nuri Maulida Salvita Salim Bunga Jelita Tsania Marwa |
Sinematografi | Arie Azis |
Penyunting | Arie Azis |
Distributor | MD Pictures |
Tanggal rilis | 13 September 2007 |
Durasi | 112 menit |
Negara | Indonesia |
Anggaran | Rp1.500.000.000,- |
Pemain
- Thalita Latief sebagai Diska
- Marcell Darwin sebagai Yugo
- Tsania Marwa sebagai Dinda
- Nuri Maulida sebagai Ratih
- Salvita Salim sebagai Naya
- Bunga Jelita sebagai Cika
- Melvin Lim sebagai Armen
- Ronald Gustav sebagai Onil
- Reni Djayusman sebagai Nenek Naya
- August Melasz sebagai Ayah Ratih
- Chico Jericho sebagai Cowok Diskotik
Sinopsis
Sekelompok remaja SMA berusia 18 tahun asal Jakarta berlibur ke Semarang untuk menggelar pesta kelulusan mereka. Mereka adalah Diska (cantik & baik hati), Naya (cantik & seksi), Cika (cantik & badung), Dinda (penakut), Yugo (tampan & selalu sok ganteng), Armen (sok pemberani dan tidak percaya dengan takhayul) dan Onil (kurus, kutu buku, penakut, dan mempunyai kebiasaan buruk, kalau ketakutan selalu saja ngompol).Ketika mereka habis bersenang-senang disebuah diskotik di Semarang, mereka pulang menuju rumah nenek Naya dengan menggunakan mobil. Semua berteriak-teriak sambil tertawa-tawa karena mabuk. Tiba-tiba Armen meminta Diska berhenti karena ingin buang air kecil. Kebetulan di tengah jalan mereka berhenti depan gedung Lawang Sewu. Akhirnya Yugo, Onil, dan Naya juga turun dari mobil untuk buang air, para pria itu bercanda dengan berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang kencingnya paling jauh. Kebetulan mereka kencing di depan pagar gedung Lawang Sewu hingga air kencing mereka masuk ke dalam area Lawang Sewu. Naya yang juga mabuk, tertawa-tawa melihat kelakuan Armen, Yugo dan Onil. Saat itu tiba-tiba Cika juga ingin buang air kecil dan mencari tempat untuk buang air. Sambil mabuk, Cika masuk ke area Lawang Sewu dan melakukannya di dalam area gedung. Armen, Yugo, Onil, Naya, Dinda, dan Diska menunggu Cika di luar gedung. Setelah sekian lama mereka menunggu, Cika tidak muncul juga. Akhirnya mereka masuk juga ke dalam gedung Lawang Sewu untuk mencari Cika. Di antara gelapnya gedung Lawang Sewu, mereka berusaha mencari-cari Cika, tapi tidak berhasil menemukannya
Ulah mereka yang kencing sembarangan itulah yang membuat para hantu penunggu Lawang Sewu terusik, terutama sesosok kuntilanak yang ternyata juga menyimpan dendam pada mereka. Di sinilah teror-teror hantu penghuni Lawang Sewu mulai muncul. Pertama yang muncul adalah hantu "Noni Van Ellen" (keturunan Belanda). Dinda yang pertama melihat hantu Noni Van Ellen langsung kesurupan dan tiba-tiba mengamuk mencaci maki teman-temannya dengan menggunakan bahasa Belanda. Mereka berusaha menyadarkan Dinda, dan setelah sadar, Dinda mengaku dengan malu bahwa ia sedang dalam masa menstruansi. Diska langsung marah pada Dinda karena Diska sudah berpesan kepada Dinda sebelumnya tidak boleh masuk ke gedung Lawang Sewu bila sedang menstruasi, karena melanggar pantangan. Tak hanya "Noni Van Ellen" yang muncul, akan tetapi para penghuni Lawang Sewu menampakkan diri dihadapan mereka. Sesosok hantu wanita dengan kaki terbelenggu bola besi yang tak lain adalah kuntilanak menjadi peneror utama mereka.
Atas petunjuk dari nenek Naya, mereka diminta untuk kembali ke Lawang Sewu untuk melakukan ritual pemanggilan arwah kuntilanak tersebut. Nenek Naya menyesalkan kenapa mereka sampai melanggar pantangan sehingga terjadi malapetaka yang menimpa mereka. Sesampainya mereka di Lawang Sewu, ternyata seluruh penghuninya berpindah ke Alas Roban. Di Alas Roban, ritual pemanggilan arwah kembali dilakukan. Namun naas, nenek Naya turut menjadi korban. Kuntilanak terus melakukan teror kepada mereka sehingga korban pun mulai berjatuhan. Akan tetapi keberadaan mereka tidak dapat ditemukan alias menghilang tanpa jejak. Di saat genting itulah, Armen mengungkapkan sebuah pernyataan yang membuat Diska sangat terkejut dan kecewa.
Kuntilanak itu ternyata adalah arwah dari teman mereka yang bernama Ratih yang menyimpan dendam pada Armen, Naya, Cika, Dinda, Onil dan Yugo. Diceritakan bahwa Ratih yang sedang hamil meminta pertanggungjawaban Armen. Namun Armen berkelit, dia malu pada teman-temannya karena berpacaran dengan Ratih yang cupu. Naya, Cika, Yugo, Onil dan Dinda kemudian membuat rencana untuk mempermalukan Ratih dengan menyebarkan foto telanjang Ratih. Ratih sangat terpukul atas kejadian tersebut. Diska yang mencoba menghibur Ratih dihalang-halangi oleh Naya dan Cika, karena mereka takut Ratih membongkar semuanya. Ratih kemudian kembali ke kota asalnya Semarang. Namun sang ayah ternyata sudah mengetahui aib yang menimpa Ratih dan mengusirnya. Ratih putus asa dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke dalam sumur di dalam Lawang Sewu. Diska yang telah mengetahui kebenaran tersebut mulai mencari cara dengan menutup sumur yang menjadi tempat Ratih membunuh diri agar arwah Ratih tidak bergentayangan lagi mengganggu mereka.Sementara menutup sumur itu arwah Ratih sedang mencoba untuk membunuh Yugo dan akhirnya gagal kerana Diska telah menutup habis sumur itu.Lalu Diska dan Yugo pulang ke rumah mereka masing-masing.
No comments:
Post a Comment